Sabtu, 05 Januari 2013

MENGENALI SISA BOM WAKTU PERANG DINGIN & PROVOKASI KAPITALIS-BARAT TERHADAP EKSISTENSI KOREA UTARA


Korea Utara, secara resmi disebut Republik Demokratik Rakyat Korea (Hangul: 조선민주주의인민공화국, Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk) adalah sebuah negara di Asia Timur, yang meliputi sebagian utara Semenanjung Korea.
Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Pyongyang. Zona Demiliterisasi Korea menjadi batas antara Korea Utara dan Korea Selatan. Sungai Amnok dan Sungai Tumen membentuk perbatasan antara Korea Utara dan Republik Rakyat Cina. Sebagian dari Sungai Tumen di timur laut merupakan perbatasan dengan Rusia. Penduduk setempat menyebut negara ini Pukchosŏn (북조선, "Chosŏn Utara").

Korea Utara termasuk dalam negara satu-partai di bawah Front Penyatuan yang dipimpin oleh Partai Buruh Korea. Pemerintahan negara mengikuti ideologi Juche, yang digagas oleh Kim Il-sung, Pemimpin pertama negara ini. Juche menjadi ideologi resmi negara ketika negara ini mengadopsi konstitusi baru pada 1972, kendati Kim Il-sung telah menggunakannya untuk membentuk kebijakan sejak sekurang-kurangnya awal tahun 1955.

Tidak sedikit kalangan intelektual & komprador Kapitalis-Barat di Indonesia mempersamakan, mengidentifikasikan atau mendudukkan posisi Korea Utara sbg. Negara Komunis. Padahal, ideologi Junche sama sekali tidak sama dg komunisme & berusia lebih tua dari ideologi Marxisme maupun Kapitalisme.
Ideologi Junche kurang lebih adalah prinsip kehidupan bahwa "manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu", shg lbh dekat dg prinsip2 filsafat Eksistensialisme. Walau demikian, istilah Juche tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau bahasa yang lain.

Seperti umumnya provokasi Kapitalis-Barat dan para kompradornya di Indonesia terhadap Marhaenisme yang dianggap pula sejalan dengan Marxisme-Leninisme/
Maoisme atau setara Komunisme.
Pembenaran inilah yang menjadi alasan politik Kapitalis-Barat melalui para Kompradornya di Indonesia selalu berupaya mengenyahkan kepemimpinan Bung Karno sejak awal Proklamasi, menggandeng para tokoh pro-Barat Indonesia sampai akhirnya tercapai mengacaukan Indonesia pada peristiwa 1 Oktober 1965.